Magma merupakan larutan
silikat panas yang
mengandung oksida, sulfida dan
zat-zat mudah menguap
(volatile) yang terdiri
dari air, CO2,
S, Chlorin, Fluorin dan Boron yang dikeluarkan ketika pembekuan magma
terjadi.
Emas pembentukannya berhubungan
dengan naiknya larutan sisa magma ke atas permukaan yang dikenal dengan istilah
larutan hidrothermal. Suatu cebakan bijih hasil proses hidrothermal dalam pembentukkannya harus melalui tiga proses yang meliputi
proses differensiasi, migrasi dan akumulasi (pengendapan).
Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Proses differensiasi ini dapat diakibatkan oleh :
1. Kristalisasi
2. Gravitasi
3. Pemisahan cairan
4. Assimilasi
Melalui
differensiasi unsur-unsur magma mengalami perubahan dan membentuk endapan
mineral sulfida dan oksida magmatik yang biasanya tersebar. Sebelum
kristalisasi berakhir seluruh cairan sisa akan ditekan keluar membentuk
pegmatit, dan kemudian apabila pemadatan telah atau hampir sempurna, akan
terbentuk larutan sisa magma yang mudah bergerak (larutan hidrothermal).
Larutan ini akan membentuk endapan logam/mineral epigenetik (Suganda).
Gambar 1. Sistem
hydrothermal magmatik(Corbett & Leach, 1995)
Seperti
pada gambar 2.1 Larutan hidrothermal tersebut naik ke atas permukaan melalui
zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan
maupun kontak litologi, yang kemudian bercampur dengan air meteorik
sehingga mengalami proses pendinginan yang akan membentuk urat-urat (vein) yang
bentuknya tergantung dari rongga yang dihasilkan oleh struktur. Selama
terjadi proses ini batuan yang diterobos akan mengalami ubahan (alterasi) yang
diikuti oleh perubahan sifat fisik dan komposisi kimia. Perubahan meliputi: perubahan
warna, porositas dan tekstur. Zona alterasi sendiri terdiri dari :
- Zona silisifikasi
Zona ini
biasanya sangat keras, banyak mengandung kuarsa berukuran kriptokristalin,
berwarna putih agak bening, mineral
pengikutnya saponit, khlorit, anhidrit, gypsum dan andalusit.
- Zona argilik
Dicirikan
oleh kehadiran mineral lempung (kaolinit), pirit (FeS2), kalkopirit, kuarsa
selalu hadir dan biasanya terbentuk di dekat vein. Warnanya putih- kuning muda kecoklatan, permeabilitas cukup besar, jika dipegang agak lunak.
- Zona potasik
Terbentuk
karena adanya penambahan unsur Fe dan Mg yang diikuti oleh adanya sulfida
dengan kadar rendah.
- Zona propilit
Zona
terluar dari sistem hidrothermal, warnanya hijau dan cukup keras, dengan
mineral pengikutnya klorit, epidot, kalsit, pirit, sedangkan mineral bijih yang
sering terkandung adalah galena, sphalerit sinabar.
Sistem
hidrothermal berdasarkan tingkat kedalaman, tekanan dan temperaturnya,
dikelompokkan menjadi 3 sistem :
o Hipothermal
o Mesothermal
o Epithermal
Endapan
emas epithermal merupakan endapan
hidrothermal yang terbentuk pada temperatur rendah (50 0–300°C) pada
kedalaman antara 0-1000m (Hedenquist, 1985). Ditinjau dari macam batuan yang ditempatinya (host rock), dibagi menjadi :
o Batuan vulkanik
o Batuan sedimen
Daerah
pengendapan yang luas nilainya tidak terlalu ekonomis, endapan ekonomis emas
hanya dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme yang menyebabkan peningkatan
pengendapan dan pengkonsentrasian dalam suatu wilayah yang terbatas mengingat
kandungan emas yang sangat kecil. Ada beberapa tahapan yang memungkinkan hal
ini dapat terjadi :
o Pendinginan
o Interaksi air dengan batuan
samping
o Pencampuran fluida
o Pendidihan fluida
Beberapa petunjuk penting yang mengontrol terbentuknya endapan emas sistem epithermal:
BalasHapus1. Aliran fluida dan transportasi logam
Aliran fluida dan transportasi dikontrol oleh struktur (fault, patahan, rekahan) yang memungkinkan larutan hydrothermal untuk bergerak, dengan presentase aliran sebagian besar secara lateral.
2. Kontrol litologi dan struktur
Digunakan untuk mengetahui penyebaran vein dan jenis endapannya apakah terbentuk bersamaan dengan mineralisasi atau sesudah mineralisasi.
3. Alterasi
Urat kuarsa (vein) yang mengandung emas atau tidak pembentukannya diikuti oleh fase alterasi batuan samping. Argilik biasanya terbentuk disekitar vein dan yang terluar ialah propilit, perkembangan argilik dan propilit tergantung dari permeabilitas batuan sampingnya.
4. Tingkat erosi / pelapukan
Tingkat erosi atau pelapukan merupakan proses sekunder yang berperan untuk tersingkapnya zona urat kuarsa emas terhadap permukaan.
Refrensi :
-Suganda, A.H., Geologi Ekonomi, Bagian Geologi Universitas Padjajaran, Bandung.
-Davis, J.D., Radtke, A.S. , 1990, Epithermal Precious Metal Deposits Their
Characteristics and Exploration Guides, Practical Guide Book for The Course on Epithermal Precious Deposits, Western Australian School of Mine.
mantap mas ilmunya
BalasHapusmas kalau terbentuknya emas di daerah yang tidak memiliki gunung api bagaimana kah?